Tradisi Ramadan di Dunia, Tunggu Sahur dengan Bergadang dan Main Tebak Cincin
Selama Ramadan, umat Islam hanya diperbolehkan makan dan minum pada saat matahari terbenam. Oleh karena itulah di negara yang penduduknya mayoritas Muslim, malam hari terasa lebih hidup pada bulan Ramadan dibandingkan siang harinya.
Di Aljazair, momen seperti ini seolah bisa dimanfaatkan untuk bergadang. Melansir Enlighten.pk, Jumat (9/6/2017), orang-orang mengubah waktu beraktivitasnya menjadi malam hari. Semua toko buka sepanjang malam dan jalan-jalan begitu ramai pada malam hari.
Selain bisa menikmati jajanan pasar, warga juga diajak mengikuti kegiatan ibadah malam hari hingga waktunya sahur. Pertanyaannya sekarang, bagaimana mereka mengatur jam kerja pada siang hari? Rupanya, ada kebijakan bahwa selama Ramadan orang bisa datang sejam atau lebih telat dibanding biasanya.
Menarik juga menyaksikan praktik Ramadan di Irak. Pasalnya, kalau di kebanyakan negara cukup merayakannya dengan banyak ibadah, kumpul keluarga dan anak-anak keluar main, di Irak justru orang dewasa juga keluar berkumpul untuk bermain.
Permainan tebak cincin di Irak. (Foto: Aquila Style)
Di Irak, ada permainan khas Ramadan yang disebut ‘Tebak Cincin’. Permainan ini dimainkan dua regu. Setiap regu terdiri dari 10 atau 20 orang. Salah seorang anggota tim kemudian akan diminta mengoper cincin ke anggota setimnya dan begitu seterusnya. Sementara lawan akan menebak siapa orang terakhir yang menyembunyikan cincin itu.
Saking populernya, permainan ini sampai tampil di acara televisi. Biasanya, stasiun televisi tersebut bekerja sama dengan bank. Kalau bisa menebak keberadaan cincin, maka pemenang akan meraih sejumlah uang tunai. Uang itu bisa didonasikan untuk orang yang terlantar akibat perang.
Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com
Post a Comment